Pengantar


Pengantar
  Alhamdulillah dengan izin Allah Swt, kami telah berhasil menyusun sebuah panduan tentang risalah (pesan) AlQuran. Risalah ini kami beri nama "Menangkap pesan AlQuran". Ia sekaligus  berfungsi sebagai  sebuah index AlQuran yang disusun secara tematis berdasarkan akar kata dalam urutan  abjad latin.  Berbeda dengan index-index  AlQuran yang pernah disusun sebelumnya,  risalah ini tak hanya mengandung nama  surat beserta nomor ayatnya,    ia juga menyertakan  petikan teks bahasa Arab dari ayat yang bersangkutan  yang berkaitan dengan  dengan tema yang ingin diketahui beserta terjemahan  bahasa Indonesianya,. 

      Singkatnya ini adalah sebuah index AlQuran yang kedua yang pernah disusun yang menggabungkan  nama  surat, dan nomor ayat beserta teks bahasa Arab ayat tersebut dan terjemahannya dalam satu buku. Yang pertama adalah index AlQuran yang pernah disusun oleh sdr. Jejen Musfah M.A. Sedangkan buku yang kami susun  ini  diupayakan mencakup lebih banyak ayat-ayat. Buku yang pertama setebal 661 halaman,  sedangkan buku ini alhamdulillah hampir mencapai  1200 halaman.   

       Contoh,  jika seorang pembaca yang ingin mencari ayat-ayat dengan tema yang berkaitan dengan anjuran atau perintah untuk bersedekah, maka ia tinggal mengetik kata "sedekah", dikotak pencari (search),  hasilnya akan muncul sejumlah ayat-ayat yang dimaksud, dimulai dengan   ayat-ayat yang terdapat dalam surat AlBaqarah, surat nomor dua,  mulai ayat nomor 263, 264 dan 271, seterusnya beserta surat-surat lainnya.   Untuk tema yang sama dapat juga mencari dari akar kata nafkah (menafkahkan), dan belanja ( membelanjakan).


       Risalah ini tidak mengutip sebuah ayat secara keseluruhan, tapi hanya penggalan ayat yang berkaitan dengan tema  yang dimaksud.    Buku yang disusun secara perlahan  ini memerlukan  waktu selama lebih kurang tiga tahun untuk penyelesaikannya. 

         Keinginan untuk menyusun buku ini terdorong dari rasa kebutuhan untuk diri kami yang sulit mencari literatur yang mampu dengan cepat membantu menyusun bahan untuk ceramah dan tausiyah. Alhamdulillah sekali lagi dengan segala keterbatasan yang ada pada diri kami, buku ini berhasil kami susun. Semoga buku ini juga bisa bermanfaat bagi semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa, penceramah maupun  umat Islam pada umumnya yang punya  waktu yang terbatas untuk membolak balik halaman-halaman tiga buku,yakni sebuah mushaf AlQuran, buku tafsirnya serta  buku index-nya  pada waktu  yang bersamaan.
        
        Hingga saat ini Ayat suci AlQuran adalah satu-satunya pesan yang terpelihara dalam bunyi aslinya. Muhammad saw adalah manusia yang terakhir yang menerima panduan itu dari  Allah. Tak ada  rasul lainnya selain beliau sejak itu.  Ini ditegaskan oleh AlQuran sendiri : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu , tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi (33: 40). Sebab itu jika ada pihak-pihak lain didunia yang mengaku   pernah menerima tuntunan-Nya setelah itu, itu jelas suatu penipuan.
      
        Mengamati minat anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan perkembangan kehidupan modern dan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat,   kelihatan  mereka kurang perhatian terhadap metode belajar yang tradisionil, khususnya  cara belajar  Islam dan AlQuran. Buku ini  mencoba untuk  melakukan pendekatan  dengan cara lain.  Masyarakat modern mengajarkan anak-anak mereka bertanya sebanyak-banyaknya tentang materi yang dipelajari, lalu membiarkan mereka menuntut penjelasan tentang keterkaitannya dengan lingkup kehidupan mereka.  

       Obsesi mereka adalah,  jika yang diajarkan itu adalah suatu kebenaran, buktikanlah bahwa ia bisa menjawab masalah-masalah yang muncul dalam lingkungan  kehidupan mereka. Selain itu mereka berhasrat untuk  mempelajarinya dengan bahasa yang mereka pahami dan dengan cara yang bisa mereka nikmati.  
    
            Itulah sesungguhnya prilaku dari suatu masyarakat modern yang punya ciri-cirinya segala sesuatu ingin berjalan cepat dan praktis.  Terbukti bahwa selama beberapa abad  cara pandang semacam ini telah berhasil menarik  berjuta-juta “ kaum Mu’alaf  kedalam Islam. Semangat “ingin tahu” telah berhasil menerobos  dinding dogmatis (kefanatikan) dan benteng pikiran yang sempit.  Moga-moga semakin banyak yang menyadarinya.
      
       Sumber utama  yang harus dipakai setiap  mempelajari Islam tak lain adalah AlQuran. Menggunakan sumber ini bukan berarti menghafal Surah dan ayat-ayatnya diluar kepala, tetapi mencoba mencoba menganalisa secara kritis dan merenungi makna yang dikandungnya. 

        Anak-anak perlu digiring untuk meneliti kandungan kitab tersebut dan berusaha memahami apa yang dibicarakannya. Jika tidak dididik dengan cara begini maka begitu ia keluar dari ruang belajar.ia akan berpadu lagi dengan golongan lain diluar Islam. Banyak contoh yang terlihat untuk membuktikan sinyalemen ini.  

        Andaikata pesan-pesan AlQuran tidak terserap dengan cara seperti itu maka sulit diharapkan anak-anak  berada pada arah yang diinginkan, sebaliknya mereka mudah terombang-ambing  oleh  arus kehidupan masyarakat  lingkungannya.  Hal yang sama tanpa disadari terjadi  juga pada anggota masyarakat  Islam sendiri. Mereka belum  menggunakan cara belajar yang tepat yang bisa mengungkapkan dan menyingkapkan banyak hal, akhirnya mereka terseret ketingkat yang rendah.
     
        Jika ada pihak-pihak yang mengasosiasikan Islam dengan kebodohan dan keterbelakangan,  maka itu bermakna bahwa masyarakat  Islam sendiri telah gagal mengajarkan Islam yang benar kepada keturunan mereka.  Dilain pihak bagi  yang berusaha untuk memahami pesan-pesan AlQuran  dengan baik maka mereka pasti akan memanfaatkan segala potensi yang disediakan yang Maha Kuasa  seoptimal mungkin, baik berupa ilmu pengetahuan maupun kekayaan alam, sehingga  akan menjadi orang-orang yang beruntung sebagaimana apa yang dijanjikan oleh AlQuran tersebut. 


      Mereka akan membuktikan sendiri bahwa AlQuran itu benar-benar  suatu buku petunjuk untuk meraih keberuntungan dalam menjalani kehidupan dunia maupun kehidupan yang sesungguhnya nanti di akhirat.  

       Namun perlu disadari bahwa keberhasilan dunia semata belum menjadi ukuran keberhasilan dikhirat kelak. Sebab banyak juga manusia yang mampu meraih kehidupan yang mapan didunia walaupun tidak mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan secara Islam, padahal kunci untuk meraih kemenangan akhirat yang notabene merupakan kemenangan yang sejati, ialah Iman yang kokoh kepada Allah disertai takwa 
     
        Berbagai nomor ayat dan dan nomor Surahnya  dicantumkan disana-sini dalam buku ini  untuk menun- jukkan sumber dalil  AlQurannya darimana aturan dan petunjuk itu berasal. Diharapkan pembaca  meneliti ayat-ayat yang dimaksud lebih jauh, sehingga kaitan antara butir-butir AlQuran dengan materi yang sedang dipelajari. Akan terkuak.
      
         Marilah kita berharap dan berdoa kepada Tuhan semoga Ia menganugerahkan kebaikkan kepada kita didalam kehidupan dunia  yang singkat ini dan keberuntungan didunia yang akan datang yaitu akhirat, tidak melulu karena apa yang pantas kita peroleh tapi yang lebih
        
        AlQuran adalah kitab suci atau kitab tuntunan terakhir dari Tuhan kepada manusia melalui utusanNya.  Kalau  kitab tuntunan terdahulu  yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelum nabi Muhammad Saw, ditujukan khusus untuk kaum nabi yang bersangkutan, maka AlQuran ditujukan bagi segenap umat manusia.  
     
        Ada dua misi utama AlQuran. Pertama, sebagai tuntunan untuk menempuh jalan yang tepat;  lalu mengingatkan manusia bahwa bagi yang menyimpang  dari arah yang telah digariskan diancam  dengan sangsi hukuman yang luar biasa beratnya;  selain dari itu mengumumkan  khabar gembira bagi  siapa-siapa  yang senang  berbuat baik  terhadap sesama dan mematuhi  segala aturan  Allah maka baginya disediakan ganjaran   ganjaran yang yang luar biasa yang wujudnya tidak mampu terbayangkan  oleh nalar manusia.

         Adapun misi AlQuran yang kedua adalah memberi peringatan kepada  orang-orang yang mengatakan bahwa Allah telah mengambil  seorang anak.  AlQuran  menegaskan bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu sesungguhnya adalah sesuatu yang mengada-ada dan sangat melecehkan keesaan dan Keagungan Allah SWT   ( QS. 18: 2&4)      
    
         Akhirnya pengantar ini kami tutup dengan sebuah sabda rasulullah  yang terkenal:   "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia sehingga menjadi akhlak yang mulia". Seseorang bertanya kepada Siti Aisyah, isteri nabi bagaimana bentuknya akhlak nabi, Siti Ainsyah menjawab: " AlQuran".   adalah Akhlak rasul.

       Kedua hadis diatas mengungkapkan bahwa sejatinya misi utama rasul adalah untuk memperbaiki moral insan yang telah mengalami kemerosotan yang parah yakni akhlak jahiliyah, kemudian mentransform-nya  menjadi moral serta akhlak yang terpuji.   Seperti apakah  akhlak yang  terpuji itu? bukalah Alquran dan jelajahilah.
      
      Semoga risalah yang kami susun ini bermanfaat bagi saudara-saudaraku pengunjung blog ini, dengan harapan agar pola pikir kita perlahan-lahan  berubah menjadi pola pikir yang berbasis AlQuran  dan mampu memakai pesan AlQuran sebagai sarana dan solusi untuk  menjawab segala soal dan permasalahan yang  muncul dalam keseharian kita, sebagaimana doa yang diajarkan Rasulullah setiap  selesai  membaca AlQuran, Yakni : Ya Allah jadikanlah AlQuran ini sebagai "hujjah" bagi diriku,    amiin ya Rabbul 'Alamin.




PENDAHULUAN
                     
                   Maksud penyusunan buku ini adalah mencoba mengakrabkan pembaca  dengan hal-hal yang bisa membawa menuju pengenalan pesan-pesan Al Quran.  Andaikan kali pertama perkenalan belum bisa tersambung dengan  keinginan itu, mungkin pada  momentum  berikutnya insya Allah  Tuhan akan membukakan Jalan.  Ketidak akraban sering  menjadi kendala untuk  mengenal sesuatu lebih dalam.

                       Buku ini juga mencoba menjawab  pertanyaan-pertanyaan  yang sebelumnya sering timbul ketika mempelajari makna Al Qur’an .

                  Sebelum membaca  AlQur’an,  seseorang  perlu menyadari bahwa kitab yang “unik” ini berbeda sekali dengan buku-buku lain yang pernah dipelajari.  Quran  tidak seperti buku-buku biasa yang  temanya Disusun  secara sistematis,  lengkap dengan informasi, dan  penjelasan terinci seputar tema-tema yang disinggung .   

                   Seorang  yang baru mengenal  Al Qur’an  biasanya merasa bingung pada awalnya. Didalamnya tidak ada pencantuman topik; tidak terdapat pemisahan  bab (bagian) serta  tidak pula diketemukan sub bagian. Yang ada hanya penggolongan  atas bab-bab  atau apa yang disebut Surrah. yang berjumlah 114.  Selain itu ada pengklasifikasian atas  kelompok yang lebih besar yang disebut “Juz”, sebanyak  30.      

                   Judul  Surrah tidak mewakili topik yang dibahas.   Suatu topik  tertentu yang dibahas  pada suatu Surah,  bisa disinggung lagi pada beberapa Surah lainnya..  Quran tidak memfokuskan  secara tegas pembahasan suatu aspek kehidupan dalam bab tertentu.  Singkatnya kitab ini berbeda dengan konsep sebuah buku.
                  
                   Orang yang bukan Islam dan orang-orang yang ada keraguan dalam dirinya mengaku sering mengalami kesulitan dan kejenuhan membaca kitab ini.  Kesenangan mereka adalah mencari lobang-lobang  kelemahannya. Akan tetapi  dengan kehendak  Tuhan,  Setiap mukmin sejati yang berilmu,   akan tergetar kalbunya bila mendengar kitab suci ini dibacakan,  lalu ia jatuh tersungkur  sujud  seraya  meneteskan air mata keharuan dan kekaguman yang luar biasa,  Terlebih-lebih   bila dilakukan  ditengah-tengah keheningan  malam yang  syahdu.    Setiap dibacakan kepadanya kalam Ilahi ini imannya makin menebal.
                  
                  Tiada satu buku didunia yang lebih dicintai dari kitab suci  ini sehingga seoarng pecintanya sanggup menghapal secara rinci  dan berurutan keseluruhan  6236  ayat  kitab ini,   yang terbangun dari  74.437 kata.   Hinga saat ini belum ditemui satu buku didunia yang  bisa melahirkan ribuan buku–buku turunan seperti Al Quran.
                  
             Quran menyajikan sebuah keyakinan;  menyampaikan perintah moral;  menetapkan hukum;  menarik  pelajaran dari peristiwa-peristiwa sejarah, misalnya hukuman yang ditimpakan kepada kaum yang murtad, seperti kaum Aad, kaum tsamud, kaum Nuh, kaum Luth dan lain-lain. Quran juga berisi teguran; meneruskan khabar gembira;  memberikan peringatan kepada orang-orang yang tidak yakin  adanya  Tuhan;  dan  mengajak  manusia  menuju  Islam.   

                        Pesan  tersebut  sering diulang-ulang dalam bentuk  yang berbeda. Suatu topik  tiba-tiba bisa diikuti oleh topik lain tanpa suatu hubungan yang jelas.  Sebentar-sebentar, sebuah pokok baru muncul  ditengah-tengah pokok lainnya tanpa mengikuti  kerangka yang jelas.  Tak terdapat tanda-tanda bab atau bahagian. Kisah sejarah muncul begitu saja  tak seperti buku sejarah biasa. Pembawa pesan, penerima  pesan,  alamat sewaktu-waktu bisa berubah tanpa tanda sebelumnya.  Soal filsafah dan  konsep kegaiban  berbeda penuturannya dengan buku-buku pelajaran biasa yang membahas subjek serupa.
                 
                  Gaya bahasa  yang digunakan  dalam mengupas  prilaku   manusia dan alam semesta  berbeda dengan  bahasa ilmu pengetahuan.   Al Quran  menganut  gaya  sendiri     dalam memberikan jawaban atas  masalah-masalah politik, sosial dan ekonomi.    Prinsip dan praktek hukum  diungkapkan dengan cara, yang sama sekali berlainan dengan cara penuturan seorang pakar sosial,  pakar hukum.  Akhlak diajarkan dengan alur  yang berbeda  dengan buku pelajaran  mengenai  hal yang sama. . Lebih jauh  Al Quran  bukan lah  seperti sebuah buku “agama”  yang isinya secara umum tidak sukar dipahami. 
                 
                 Al Quran menyinggung berbagai disiplin ilmu pengetahuan.  Mulai ilmu kedokteran Ilmu proses kejadian janin  (embryology), pisiology, ilmu perawatan bayi dan anak, ilmu obat-obatan, Ilmu budi pekerti, Ilmu psikology,  ilmu  antariksa,  ilmu bintang,  ilmu antropolgy,  Ilmu fisika, ilmu kelautan , biology, botani, geografi, geology,  Ilmu Administrasi  keuangan ,   ilmu filsafah, ilmu  sosial  dan politik , hukum dan kenegara- an dan banyak lagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.  Quran berisi ketentuan-ketentuan hukum. Baik pidana maupun  perdata sifatnya.

                 Singkatnya, berbagai   pokok  masalah    tercampur baur jadi satu   sedemikian  rupa secara menarik dalam  satu Surrah.  Akhirnya  pembaca yang  jeli menyimpulkan bahwa  Al Quran  itu adalah sebuah buku  yang tidak sistematis  atau  dengan kata lain, satu ayat bisa saja tidak punya  hubungan  dengan satu ayat berikutnya dalam Surrah yang sama. Berbagai pokok  masalah  dikupas secara tidak beraturan, namun berkesinambungan. Karenanya pembaca yang awam  kurang  mampu  memetik  secara maksimal isi  khazanah perbendaharaan  yang terkandung dalam Al Quran dimaksud, meski sekali-sekali ia berhasil  menemukan  butir permata disana sini . 

                   Para penentang Al Quran  mengajukan keberatan atas ketidak-beraturannya.   Bahkan beberapa pengikut Quran sendiri yang “berpikiran maju”  berupaya  menggunakan cara yang   tak biasa  untuk menangkis  keragu-raguan  dan keberatannya.  Kadangkala  mereka lari kedunia  asing  untuk  menghindari kenyataan yang tidak  bisa diterima oleh alam pikiran mereka. Itu semata-mata untuk menenangkan diri. Tidak jarang mereka menciptakan suatu  rantai maya untuk mencoba mengkaitkan  suatu ayat dengan   ayat lainnya guna   menolak sifat suatu ayat yang kelihatannya sulit diterima akal.

               Sesunguhnya seorang pembaca akan terbebas  dari  keragu-raguan dan kesukaran andaikata ia sadar  bahwa buku suci yang sedang ia pelajari  adalah satu-satunya buku  didunia yang memiliki tema yang sangat unik.  Anggapan   semula yang memandang bahwa Al Quran adalah sebuah naskah prima yang tersusun sempurna karena diturunkanlansung oleh Tuhan,  tak akan dapat menolongnya untuk memahami Al Quran. Sebaliknya bisa menjadi kendala.  Ia  hendaknya  segera membebaskan  pikirannya dari asumsi semacam itu  agar segera menjadi akrab  dengan ciri-ciri sebenarnya  dari kitab suci ini.  Hanya dengan cara demikianlah  ia baru akan sampai ke suatu pemahaman. 

      Selanjutnya ia perlu pula mengetahui sifat dari Quran secara seksama.   Tujuannya  adalah untuk   memastikan  gagasan  pokoknya, tujuannya,  serta sasaran yang hakiki dari Al Quran .  Pembaca seyogyanya  berupaya intim dengan gayanya yang khas, istilah-istilah yang ia gunakan dan metode penjelasan yang  dianut. Pembaca Al Quran  harus berupaya  mencari-tahu   keadaan disekitar dan latar belakang diturunkannya suatu ayat.   Dan yang paling penting ,  sejak awal,  pikirannya menerima aksioma bahwa buku yang akan ia pelajari adalah suatu wahyu  Ilahi, bukan  sesuatu yang diaku-aku begitu saja oleh sang penerima, yakni Muhammad SAW.  


Tuntunan Ilahi
       Salah satu inti pokok Al Quran adalah mengupas tentang Tuhan.  Apa itu Tuhan ? siapa Tuhan ?  Bagaimana mengenal diri dan tanda-tanda-NYA (Ma’rifatullah) ?  Inilah sesungguhnya cikal bakal  iman  atau keyakinan.  Mustahil  membangun keyakinan pada sesuatu, bila yang ingin diyakini itu belum dikenal dengan baik . Mustahil keislaman seseorang berdiri dengan kokoh andaikata imannya belum terbangun dengan sempurna. Seseorang baru mencapai derajad keimanan yang tertinggi setelah ia mengenal Allah  (ma’rifatullah) dengan sempurna.  Setelah mengenal  Allah dengan kadar keyakinan yang tinggi barulah ia siap untuk untuk  menegakkan keislaman-nya  dengan kokoh.
       
         Tuhan adalah pencipta dan pemilik alam semesta beserta segenap isinya.  Ia bernama Allah  Ia tunggal; Hidup kekal selamanya; Berdiri sendiri tanpa ketergantungan kepada apa-apa dan kepada siapa-siapa; Tidak tidur dan tak pernah mengantuk;  Kepunyaan-Nya lah segala sesuatu yang ada diseluruh jagat raya; Tak seorangpun yang akan mendapat syafaat dari-Nya kecuali dengan izin-Nya;  Ia mengetahui  apa-apa diungkapkan manusia dan apa yang masih bersemayam dalam hati mereka;  ilmu-Nya sedikit sekali  yang Ia berikan kepada manusia, itupun hanya kepada siapa yang Ia kehendaki dan sebanyak yang Ia kehendaki;  Wilayah kekuasaan-Nya  meliputi jagat raya;  Untuk memelihara semuanya tidaklah sukar bagi-Nya;  Ia maha tinggi dan Maha besar (2:255). 

        Tuhan memiliki 13  ciri-ciri yakni, mempunyai wujud; zat yang paling awal keberadaannya; kekal; tidak ada yang menyamai-Nya; berdiri sendiri tanpa tergantung kepada apa-apa dan kepada siapa-siapa; Maha Tunggal;  Maha, Kuasa berbuat apa saja; mempunyai keinginan;  Maha Tahu; hidup; Maha Mendengar; Maha Melihat; dan  berbicara.  Ia  memiliki  99 nama yang sebagian besar mewakili sifat-sifat dan ciri-ciri yang Ia miliki, .  mulai dari sifat pengasih kepada seluruh hambanya,  sifat penyayang kepada orang-orang beriman,  hingga sifat  sabar. 
 
     Tanda-tanda keberadaan Tuhan terdapat dengan jelas serta mudah ditemui diseluruh ufuk jagat raya maupun pada manusia sendiri. Qur’an memberikan petunjuk-petunjuk  lengkap untuk menemukan tanda-tanda dimaksud. [41:53]
      
       Secara verbal Allah  memperkenalkan  dirinya  dalam Al Quran: Sesungguhnya Aku adalah Allah. Tiada Tuhan selain Aku. Maka sembahlah Aku. Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku “. (20 :14)     Ayat  luar biasa ini pernah  meluluhkan hati seorang pemuka kafir Kuraish  yang mengejar-ngejar Nabi Muhammad SAW  untuk menghabisi nyawanya.  Keinginannya  seketika lenyap ketika mendengan pesan ini, lalu  berganti dengan keputusan untuk bersyahadat  mengakui keberadaan Allah dan mengakui Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang sah. Lelaki itu bernama Umar bin Khatab.
     
    Jika Tuhan menghendaki  ia  dengan mudah mampu membuat  semua manusia memahami siapa diri mereka , dari mana asalnya, hendak kemana tujuan hidupnya. Jika Tuhan menghendaki dengan mudah Ia bisa membuat semua manusia tiada menyembah apa-apa, atau menyembah siapa-siapa kecuali Dia satu-satunya. Jika Allah  mau, dengan mudah ia bisa menjadikan semua manusia percaya kepadanya, tetapi Allah ingin  menguji manusia terhadap pemberian-Nya kepada mereka. Allah ingin mengetahui siapa diantara mereka yang lebih baik tingkah lakunya. Allah ingin melihat siapa diantara manusia yang lebih terpuji perbuatannya.
     
   Allah menganjurkan mereka dan keturunan mereka untuk  hidup sebagai umat muslim ( umat yang patuh kepada Allah).   Namun  pada generasi-generasi berikutnya, orang-orang mulai bergeser dari jalan yang benar (Islam). Mereka tidak hanya kehilangan tuntunan karena kelalaian mereka  tapi  mereka telah  mengingkarinya karena kejahatan mereka.   

       Para  pendurhaka ini mencari Tuhan lain  selain Allah dan menyetarakan kedudukan Tuhan yang baru dengan Allah.  Mereka menciptakan agama  atau tuntunan hidup baru berupa paduan dari  mistik, teori yang menyimpang dan falsafah  palsu, mengabaikan  kebenaran, prinsip moral  yang diajarkan Allah.  Mereka membuat aturan-aturan hidup yang cocok dengan nafsu dan selera mereka.  

       Agen-agen  kemurtadan  telah mengisi bumi Allah dengan  kerusuhan dan ketidak-adilan.  Qur’an  menceritakan kisah umat-umat  yang melakukan hal ini serta hukuman yang mereka terima dari Tuhan.      Ini suatu keadaan yang memperihatinkan.  Namun Allah  yang Maha kuasa  tak ingin memaksa Pelaku-pelaku  kemurtadan ini untuk mengikuti jalan kebenaran, karena ini menyimpang dari prinsip kebebasan yang telah dianugerahkan-Nya  kepada umat manusia.  Tuhan juga enggan secara serta merta menindak pelaku kejahilan ini  ketika muncul  pemberontakan dalam diri mereka.

        Sebaliknya Allah memutuskan menurunkan petunjuk  kepada manusia sepanjang  hidupnya  mulai sejak  awal penciptaan manusia itu.  Untuk menyampaikan tuntunan itu Ia mengangkat utusan  atau rasul dari  golongan mereka sendiri. Kemudia membekalinya dengan pengetahuan mengenai jalan kebenaran dan prilaku yang  pantas.   Rasul itu diberikan tugas untuk menarik kaumnya  yang menyimpang , kembali kejalan yang benar .   Mereka  semuanya memiliki agama yang satu  dan sama berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.  (Tauhid), dan pertanggungan jawab di akhirat.  Mereka mengikuti petunjuk prinsip moral yang kekal. Yang ditetapkan bagi  manusia pertama sejak awal kehidupannya.

    Selama  masa tugasnya, masing-masing utusan melaksanakan misinya dengan baik. Sayangnya kebanyakkan umat keberatan menerima himbauan mereka   Bahkan mereka yang tadinya sudah bergabung sebagai umat yang patuh, pelan-pelan berubah menjadi orang yang berpaling .  Beberapa dinatara mereka ini akhirnya samasekali kehilangan  petunjuk.  Yang lain mengganti perintah Allah  dengan ajaran yang  palsu.

     Dipenghujung, Allah yang Maha Kuasa  mengirim Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir.  Ia harus melaksanakan  tugas yang sama dengan apa yang dijalankan oleh utusan-utusan sebelumnya.  Melalui Muhammad SAW.  Allah memperluas himbauan kepada seluruh umat manusia, termasuk para pengikut-pengikut  nabi sebelumnya yang menyimpang.   

      Muhammad SAW  menghimpun  semua yang menerima petunjuk Ilahi  kedalam suatu umat, yang seterusnya diminta  dengan segala upaya  untuk membangun  pedoman hidup bersama berdasarkan hukum dan perintah Tuhan dalam rangka  menyempurnakan dunia.  Quran kemudian diturunkan kepada  Muhammad SAW . Dan inilah kitab yang berisi  ajakan menuju tuntunan Ilahi.

Tema pokok
    Setelah akrab dengan  sifat Al Quran , sekarang akan lebih  mudah  untuk menentukan  pokok, tema, dan sasaran kitab suci ini.  Andaikata pembaca bisa mengingat tiga hal ini  maka ia akan sadar bahwa  kitab suci ini  tidak  cacat dalam gayanya.,  tidak terputus-putus, dan masing-masing topik yang dikupas  tidaklah berdiri sendiri-sendiri.

     Yang menjadi subjek dalam  Aquran ini adalah  Manusia.  Ia membicarakan  berbagai aspek kehidupan  yang membawa manusia  menuju titik  keberhasilan atau kegagalan.
     
     Tema inti Al Quran adalah  uraian  tentang pesan wahyu, serta jalan yang lurus.  Al Quran menerangkan bahwa  wahyu    yang yang menjadi sumber Al Quran ini tidaklah berbeda  dengan apa yang diturunkan kepada nabi Adam dan rasul-rasul berikut nya.

      Jalan lurus yang dimaksud sama dengan apa yang diajarkan kepada segenap rasul-rasul tersebut.  Tema ini juga menekankan bahwa teori-teori yang bertentangan dengan wahyu itu atau  bertentangan dengan apa-apa yang  ditemukan  orang mengenai Allah, alam jagat raya,  manusia serta hubungannya dengan Allah,  dan seluruh ciptaannya adalah  tidak benar.   Ditegaskan bahwa  pedoman hidup yang berdasarkan ajaran-ajaran palsu  tersebut adalah keliru dan akan menjurus kepada kebinasaan.

    Sasaran dari pesan wahyu Al Quran adalah menuntun   manusia agar berjalan menuju  arah yang lurus berdasarkan  pesan-pesan wahyu tersebut. Pesan wahyu itu adalah juga sebagai pengganti petunjuk sebelumnya yang  yang telah musnah dan lenyap karena kealpaan ,  kedurhakaan dan kejahatan.  

      Sejak dari permulaan sampai penutupnya,  berbagai topik yang disinggung mempunyai hubungan yang erat dengan tema inti.  Karena tujuan Al Quran adalah menuntun manusia,  bukan mendidik tentang cara mempelajari  kejadian alam, kejadian manusia, sejarah, filsafah,  berbagai ilmu pengetahuan, maka ia tidak  terlalu  mendalam menyinggung tentang  perkara-perkara tersebut.   

      Tujuannya adalah  menguraikan secara rinci  tentang pesan wahyu, menghin- darkan salah pengertian,  dan salah persepsi mengenai hal yang dimaksud,  menanamkan  kebenaran  kedalam diri manusia,  memperingatkan  manusia akan konsekwensi dari sikap yang keliru,  dan menghimbau  mereka kembali ke jalan yang lurus.

Latar belakang
    Seseorang tidak dapat memahami  sepenuhnya berbagai topik yang dibicarakan  didalam Al Quran kalau  ia kurang   mengenal latar belakang  tentang mengapa ayat itu diturunkan.  Seseorang sebaiknya  mengenal keadaan sosial dan sejarah pendahuluan ayat tersebut. Itulah  yang mampu  membantu  menjelaskan berbagai topik yang dimaksud,  sebab Al Quran tidak diturunkan sebagai sebuah naskah yang utuh  pada satu saat yang sama, tetapi berupa kepingan ayat per-ayat berdasarkan suatu kejadian, atau hanya Allah yang tahu alasannya. Dan Allah juga tidak  menyerahkannya sebagai sebuah naskah tertulis, dan tak ada perintah untuk mempublikasikannya.  Yang ada hanya perintah untuk menghimbau  umat untuk mengikuti sebuah  pedoman hidup tertentu.    

      Corak penyampaian Al Quran  seperti itu dipakai oleh Tuhan  untuk menyesuaikan diri dengan  gerakan Islam  pada saat itu, yang dimulai oleh Nabi Muhammad SAW  lansung atas petunjuk Allah.  Karena itulah  Quran  diturunkan keping perkeping  guna memenuhi tuntutan gerak gerik  Islam  pada berbagai  tahapan perkembangannya.

Surat-surat Makiyah
    Ketika Rasul diminta  untuk memulai misi Islam di Mekah, Allah memerintahkan  nya agar melatih dan menyiapkan dirinya untuk suatu tugas besar yang dipercayakan padanya.  Quran menanamkan  pengetahuan dasar  mengenai wahyu  dan menjawab secara ringkas setiap sanggahan  yang dapat menjurus kepada ajaran hidup yang  salah.  Allah  menghimbau  masyarakat  untuk mau  menerima  prinsip-prinsip  dasar  moral dan mau menerima  sikap yang bisa mengantar mereka menuju  keberhasilan  dan  kesejahteraan  umat  manusia.  

      Pesan-pesan pendahuluan ini  coraknya pendek dan ringkas, sesuai dengan selera  khalayak yang dituju.  Gaya  sastra yang digunakan  ternyata mengena dan menyentuh  hati sehingga pendengar mulai mengulang-ulang.  Meskipun kebenaran  bersifat umum  mewarnai pesan-pesan yang dimaksud ,  tapi  karena bertentangan dengan adat kebiasaan  masyarakat yang telah berurat berakar sejak zaman nenek moyang, maka tetap menemui  tantangan keras. 

    Tahap awal perjuangan berjalan selama empat tahun lebih kurang. Hasilnya,  beberapa orang menangkap pesan yang dibawa. Kelompok ini  kemudian menjadi inti masyarakat Muslim  dibelakang harinya.  Tetapi bagian terbesar  kelompok Quraish mulai bangkit menentang, karena merasa ajaran yang disebarkan  mengancam adat leluhur,  mengancam kepentingan ekonomi, bahkan mereka pikir telah berani mengusik kesenangan pribadi mereka.  Sungguhpun begitu, pesan Al Quran bisa  tembus  hingga keluar kota Mekah, dan disambut oleh beberapa suku Arab  lainnya.

Surat-surat Madaniah
    Setelah menghadapi tantangan berat selama tiga belas tahun di Mekah, dihina, dicerca, diintimidasi, disiksa, dikejar-kejar, akhirnya, atas perintah Tuhan rasul beserta sebagian besar  pengikut Muslim hijrah kekota Madinah.  Islam membangun sebuah markas baru di Madinah dimana mereka menemukan peluang  untuk menghimpun ,  menyatukan dan memperkokoh kekuatan pengikutnya  yang datang dari segenap penjuru semenanjung Arab.

     Gerakan Islam mulai memasuki  fase ketiga dalam  kondisi yang semasekali berbeda.  Masyarakat Islam kemudian berhasil mendirikan sebuah negara Islam. Suatu konflik bersenjata pecah dengan  beberapa  kelompok  generasi  tua   yang  kurang terdidik. Kelompok Yahudi dan Nasrani  ikut-ikutan bertikai dengan pemerintah  meskipun mereka mengaku pengikut rasul.. 

     Pemerintah baru juga berhadapan dengan  kelompok munafik yang ingin mengambil kesempatan.  Namun meskipun menemui berbagai rintangan, setelah berjuang keras selama sepuluh tahun kaum Muslim berhasil  menundukkan seluruh  jazirah Arab.  Sekarang kaum Muslimin siap  untuk melakukan perubahan atas  dunia non-muslim selebihnya.  

      Pada periode ini ,  berlansung berbagai  perubahan  Masing-masingnya dengan  masalahnya sendiri-sendiri. Allah  menurunkan  tuntunan dan perintah yang berlainan bagi masing-masing masalah.  Sebagian arahan menggunakan  gaya bahasa  yang keras dan tegas, bahasa  kaum militer. Yang lainnya bersifat  maklumat  bernadakan pengaturan oleh seorang  penegak hukum. 

       Sebagian ayat bagaikan corak   seorang pelatih, gaya seorang guru, yang mencoba untuk  menerapkan prinsip serta kiat-kiat mengelola masyarakat, cara membangun sebuah negara, menciptakan sebuah peradaban  yang layak  guna menyelesaikan  berbagai macam urusan  kehidupan dunia.  

      Ayat lainnya mengajarkan kepada kaum Muslimin  cara  beribadah seorang  Muslim yang taat kepada sang Khaliknya.   Pesan-pesan ini  memberi kaum muslimin  bekal petunjuk,  peringatan atas kelemahan  yang ada , lalu mendorong mereka untuk berkorban  dengan jiwa dan harta mereka. dijalan Allah.  Pesan-pesan  yang diberikan  isinya mengajarkan dasar-dasar keimanan, tentang  pendidikan moral yang dibutuhkan, tentang bagaimana  bisa berhasil meraih kemenangan dalam perjuangan,  mengajarkan bagaimana bersikap dalam kesulitan dan penderitaan.  

      Ayat-ayat  selanjutnya    menuntun cara menghadapai  kelompok munafik,  menuntun cara menghadapi para penyangkal  ahli-ahli kitab,  mengajarkan cara berhadapan dengan penguasa  yang suka  berperang,  serta menuntun cara menghadapi  para  sekutunya.  Pesan-pesan yang diturunkan sifatnya juga untuk menghimbau orang datang menuju Islam;  menyindir orang-orang yang beku   hatinya,; memperingatkan mereka dengan hukuman yang pernah dijatuhkan atas orang-orang yang  membangkang dimasa lalu.  

      Kendati  pesan-pesan yang demikian,  namun tetap saja ada yang mengambil  jalan yang keliru.  Inilah latar belakang dari Surat-Surat yang turun selama masa Madaniah (Madinah).   Jelas sekali berbeda gaya dan warnanya  dengan Surat-Surat yang turun di zaman Makiah (Mekkah) . 

Gaya bahasa AlQuran
    Seperti diketahui turunnya  ayat atau pesan Al Quran  sejalan dengan gerakan Islam, dan terus berlanjut selama 23 tahun.  Terbukti bahwa  kitab AL Quran  berbeda dengan buku agama biasa. Dan semacamnya.  Berbagai bagian dari Al Quran  baik pendek  maupun panjang, tidak dipublikasikan secara tertulis  pada waktu diturunkan.  Tapi muncul  dalam bentuk wejangan ,  pemberitahuan atau semacamnya.  Wejangan tersebut berbeda sifatnya dengan ceramah biasa , gaya bahasanya juga berlainan..   

         Rasul dipercayai dengan suatu tugas khusus  yang banyak bersentuhan dengan emosi dan  kepiawaian. Dia harus mampu beriteraksi dengan  dengan berbagai  kalangan  yang berbeda  kadar emosionilnya.  Ia  harus bisa  menyesuaikan diri dengan bermacam situasi  dan pengalaman selama misinya berjalan.  Figur semacam dia  harus mampu  mengambil langkah-langkah yang diperlukan  agar pesan pada saat yang sama bisa menguasai situasi. Dia harus  dapat mengirim   berbagai aspek  yang terkandung dalam pesan yang diterima kedalam benak pikiran  masyarakat agar terjadi  perubahan sikap.  

       Secara bersamaan ia harus mampu memperbaiki  kelemahan-kelemahan para pengikutnya; melatih ketrampilan mereka,  dan menyuntikkan  semangat  dan ketegaran. kedalam diri  mereka.   Jika gerak perjuangan kelihatan melemah  atau lamban,  sering  pesan yang sama diulang-ulang, tapi dengan gaya berbeda  dan  lirik yang indah  dan mengesankan namun tetap berwibawa,  untuk menghindari kejenuhan.   Pada titik yang memerlukan penguatan keteguhan  hati , pesan diwarnai dengan  dasar-dasar keimanan.  

      Seluruh Surat-Surat Al Quran mengandung  unsur-unsur dasar-dasar keimanan;  prinsip keEsaan Tuhan;  sifat-siafat Tuhan;  Hari Kemudian;  pertanggung-jawaban diri; hukuman, dan  ganjaran kebaikkan. Kerasulan,  keyakinan kepada kitab-kitab.   Semua pesan mengajarkan kesalehan,  kesabaran, ketabahan, iman serta keyakinan kepada Allah SWT.  Semua kebajikan ini tidak boleh diabaikan pada segala  tahap perjuangan. Jika ia melemah  semangat perjuangan juga akan melemah. Itulah makanya satu pesan  sering muncul pada keadaan lain dengan bentuk dan bahasa yang berbeda.

Urutan  Surat
    Perbedaan  warna  surah Makiah dan Madaniah  menjawab pertanyaan mengapa  Surat Al Quran tidak  berurut sesuai dengan  masa turunnya ayat-ayat.  Pertanyaan ini penting,   karena ia sering dijadikan bahan  bagi pihak yang beseberangan  dengan Islam untuk menciptakan kesalah-pahaman serta olok-olokan  tentang Al Quran. Mereka  membentuk  opini  bahwa  para pengikut Muhammad  tidak mampu  menyusun  kitab suci mereka.  

      Dugaan ini sesungguhnya didasarkan oleh ketidak pahaman mereka  tentang hal-hal yang melandasi  urutan turunnya  ayat-ayat Quran.  Setelah  selesai diturunkan seluruhnya, Quran memusatkan perhatiannya  terhadap pihak-pihak   yang  telah menerima Islam sebagai keyakinannya.  Lalu  membentuk mereka sebagai kelompok umat  yang siap untuk melaksanakan  amanah yang disampaikan rasulullah kepada mereka. 

       Jadi  jelas bahwa  urutan Quran itu berbeda dengan  urutan turunnya, karena  kedepan ia perlu disesuaikan dengan kebutuhan  umat Islam sepanjang masa.  Yang terpenting fungsi  Quran  adalah mengenalkan dan mengingatkan kaum Muslim atas  segala tugas dan kewajibannya  memenuhi segala ketentuan hidup yang telah ditetapkan Allah.  Quran menyiapkan  pengikutnya untuk  menyampaikan pesannya kesegenap penjuru dunia  yang belum mengenal Islam; memperingatkan mereka atas kekeliruan dan kelalaian  yang terjadi agar kedepan bisa dihindarkan.  Itulah sebabnya    

      Surat Al Baqarah  dan surat-surat Madaniah lainnya diletakkan dipermulaan Al Quran, karena pesan-pesan yang terkandung dalam surat-rurat Madaniah lebih rinci dan lebih sistematis, tidak seperti  seperti Al ‘Alaq  dan surat-surat Makiah lainnya  walaupun kandungannya sama dengan surata-surat Madaniah tapi bentuknya  pendek dan ringkas, sesuai dengan  zaman turunnya yakni zaman  perjuangan  pengenalan kembali konsep Islam ditengah-tengah orde jahiliah.   

     Perlu dicatat bahwa Quran dalam bentuk yang sekarang ini bukan hasil susunan para penerus rasul, tapi hasil susunan Nabi sendiri lansung dibawah arahan Tuhan.  Setelah semua itu selesai,  Allah mengaturnya sedemikan rupa sehingga kitab suci itu terpelihara hingga akhir zaman. 

 Pengumpulan
     Hingga saat lahirnya keputusan untuk membukukan Quran secara  semestinya,  ayat-ayat Al Quran dicatat  pada berbagai bahan. Pada pelepah kurma, pada kepingan tulang, pada lembaran kulit, pada kepingan batu dan lain-lain..  Setelah puluhan  penghapal  Al Quran gugur dalam peperangan, timbullah kekhawatiran suatu saat  ayat-ayat Quran itu mungkin akan musnah mengingat susahnya menyimpan   lembaran ayat Quran yang tercecer pada berbagai bahan tersebut.  Akhirnya disepakati untuk  mengumpulkannya dan menjadikannya  sebuah buku. 


Universal
      Seorang yang  membaca Al Quran,  sering memperoleh kesan seolah-olah  Quran itu ditujukan kepada dan berkaitan dengan kepentingan bangsa Arab pada waktu ia diwahyukan..  Tapi Quran memastikan bahwa ia diturunkan untuk  umat manusia seluruh nya hingga akhir zaman.  [68:52].   Sungguhpun  begitu pertanyaan  selalu  muncul,  andaikata Al Quran dimaksudkan sebagai petunjuk bagi segenap umat manusia  mengapa  sebagian ayat-ayatnya berkaitan dengan  unsur  dan kejadian setempat dimana, ia diturunkan  dan ketika  ia diturunkan ?. 

       Kenyataannya adalah  bahwa  penolakan  Quran atas keyakinan yang murtad serta kutukan atas  adat kebiasaan yang  dianut oleh suatu kaum tertentu  yang tinggal pada waktu tertentu dan  pada saat tertentu pula belum dapat dijadikan sebuah bukti yang cukup bahwa himbauan  Al Quran  adalah bersifat  lokal dan sementara  waktu.  Apa yang terjadi pada bangsa Arab  ketika itu  dapat berlaku kapan saja dan dimana saja. 

      Tidakkah Quran juga bercerita tentang umat-umat terdahulu sejak manusia pertama  diciptakan. Quran bercerita mengenai  Adam yang diperdayakan oleh iblis. Quran berkisah tentang  pertumpahan darah oleh putera-puteranya Qabil dan Habil; tentang hukuman yang dijatuhkan kepada kaum-kaum terdahulu yang menantang keras himbauan Tuhan, kaum  Nuh, kaum Aad, kaumTsamud,  Kaum Raas; kehancuran yang ditimpakan kepada kaum Luth yang menyenangi  kehidupan seks sesama jenis;  tentang kesombongan  Fir’aun dan  kaum Bani Israil di zaman nabi Musa dan dizaman nabi Isa.  

      Quran juga bercerita tentang keagungan jiwa Ibrahim, Keperkasaan Daud dan Sulaiman Keistimewaan seorang nabi seperti Isa, dan sebagainya. Tujuan mengungkapkan semua kisah umat-umat terdahulu itu adalah untuk menjadi pelajaran bagi umat-umat sesu- dahnya. Begitulah seterusnya hingga berakhirnya kehidupan dunia  yang fana ini. Pembuat kitab suci ini telah merancang sedemikian rupa sehingga Al Quran adalah betul-betul  pedoman yang universal. Tidak diperlukan suatu reformasi,   atau  adaptasi dengan perkembangan masa, perkembangan peradaban, perkembangan kebudayaan, perkembangan ilmu pengetahuan, karena ia tak dibatasi oleh ruang dan waktu.  
 
      Tak ada satu ke[percayaan, tak ada satu jalur hidup, tak ada satu agama didunia yang berkembang sejak semula sampai akhir tanpa merujuk kepada suatu kepercayaan, satu jalur hidup, dan satu agama lain. Tak mungkin membangun sebuah pola hidup yang puya warna khusus yang berbeda.

 Aturan lengkap
      Ada lagi sebuah  pikiran   lain yang timbul  mengenai Quran.  Ia dipandang  sebagai sebuah ketentuan hukum-hukum kehidupan yang  serba lengkap.  Tetapi ketika dibaca ternyata tidak diketemukan  aturan-aturan  dan perundang-undangan yang rinci  mengenai masalah-masalah ibadah, sosial, politik,  kebudayaan maupun  ekonomi.  Sebagian pembaca agak bingung  dengan hal ini, terutama yang berkaitan dengan masalah shalat, zakat. Quran  menekankan pentingnya kedua jenis ibadah ini. Terbukti dengan seringnya diulang-ulang  pesan tentang keduanya.  

     Itulah  sebabnya mengapa pembaca awam kurang mengerti  mengapa Kitab ini disebut aturan kehidupan yang lengkap.  Pandangan ini disebabkan karena  yang bersangkutan tidak melihat  fakta bahwa Tuhan tidak hanya menurunkan kitab suci semata tetapi juga utusan-Nya.  Beliau bertugas menyampaikan ajaran lalu secara serta merta mempraktekannya dengan tuntuan lansung dari Tuhan. Inilah kemudian yang berfungsi sebagai “aturan pelaksanaan”. Dalam bahasa fikih disebut  “Hadis Rasulullah SAW” Ini ditegaskan oleh Al
Quran: ”Apa yang disampaikan Rasul ikutilah, dan apa yang ia larang tinggalkanlah!”
(59:7)
















         
                        
            
              
                




















































































































































































































































































































































































 
Read more! Selengkapnya...

No comments: